December 2020

2020 reflection intersastra.jpeg

Hi everyone, in saying goodbye to 2020 we'd like to share our activities this past year and express our gratitude to everyone who is part of the InterSastra community.

1) Unrepressed Series and Mentorship
Since May 2018, we have published illustrated works of 40 writers from all over Indonesia and abroad in our Unrepressed series. The series aims to explore social and political issues which are often suppressed in today’s increasingly repressive Indonesia. The emerging writers went through mentoring and editing process with series editor Eliza Vitri Handayani, while the emerging translators underwent mentoring with translation editor Tiffany Tsao. We are grateful to all writers, translators, editors, and illustrators who have been part of this incredible experience. Read the series here.

2) InterSastra Event in Australia
InterSastra's founder and director Eliza Vitri Handayani and translation editor Tiffany Tsao held a reading and discussed experiences in cross-cultural and cross-linguistic collaboration on March 14 in Better Read Than Dead bookshop, Sydney.

3) Arts Leadership Program

Our director Eliza Vitri Handayani completed the Australia Council for the Arts’ Leadership Program and a secondment with Sharing Stories Foundation, where she learned more about setting up an arts organization.

4) We collaborated with Difalitera who created and launched audio recordings of works published by InterSastra so they can be enjoyed by people with visual impairment and fans of audio stories. Listen to the stories and poems here.

5) Inspired by our work, designer Cindy Saja created a gorgeous scarf titled “Little Hands” to support our activities. We are deeply moved by Cindy's support. The design truly reflects InterSastra’s spirit. Get your own by contacting Cindy via Instagram @cindysaja.

6) Celebrating Pride Month last June, we presented literary works that make us rethink the constructs of gender and sexuality. Find the list here.

7) We stand with Black people in the US and Papuan people in Indonesia. We have gathered a list of arts and literary initiatives by Black and Papuan people in Indonesia, the US, and Australia and gathered donations in the form of books and funds to the Papuan initiatives. Find out about the initiatives and donate here.

8) Celebrating Women in Translation Month in August, we compiled a list of women writers from Indonesia, or with Indonesian heritage, that we've translated and published. Find the list here.

We also shared about the women writers who influenced us from a range of cultures - from classics to contemporary, from fiction to essays, from Charlotte Bronte, Lesley Hazelton, Jesmyn Ward, Svetlana Alexievich to Angela Davis.

9) Workshops with Sisterhood Community Center

Continuing our collaboration with Sisterhood, House of the Unsilenced conducted crafts workshops for the women refugee community. Facilitated by artist and performer FS Putri Cantika, the tie-dye statement T-shirt workshop offered colors and words as mediums of expression, while the tote bag and accessories workshop recycled plastic waste into beautiful and practical items.

2020 was a tough year. We're grateful for how communities have come together to support each other during this difficult time. We look forward to keep supporting each other, to create a more just and inclusive world through creative expression in 2021.


Halo teman-teman,

Dalam rangka tutup tahun 2020 kami ingin menoleh kembali kepada kegiatan kami selama satu tahun ini dan berterima kasih pada semua yang menjadi bagian komunitas InterSastra.

1) Publikasi serial Unrepressed dan Pembimbingan Penulis serta Penerjemah Awal-Karier

Sejak Mei 2018, InterSastra telah menerbitkan serial sastra dwibahasa Unrepressed (Melawan Represi) terdiri dari 40 karya penulis Indonesia dan luar negeri yang diilustrasikan. Serial ini bertujuan membuka ruang kreatif untuk menyelusuri masalah-masalah sosial dan politik yang sering dibungkam di tengah meningkatnya represi di Indonesia. Para penulis awal karier dalam serial ini melalui proses pembimbingan dan penyuntingan bersama editor Eliza Vitri Handayani, sementara para penerjemah awal karier melalui proses serupa bersama editor terjemahan Tiffany Tsao. Kami berterima kasih kepada seluruh penulis, penerjemah, penyunting, dan ilustrator yang menjadi bagian dari pengalaman yang luar biasa ini.

2) Acara InterSastra di Australia

Eliza Vitri Handayani dan Tiffany Tsao membahas kerja sama mereka di InterSastra sekaligus mendiskusikan pengalaman mereka dalam kerja kolaborasi lintas bahasa dan budaya. Acara ini bertempat di toko buku Better Read Than Dead, 14 Maret di Sydney.

3) Arts Leadership Program

Pendiri dan direktur InterSastra Eliza Vitri Handayani menyelesaikan program kepemimpinan seni yang diselenggarakan oleh Australia Council for the Arts, kemudian merampungkan penempatan di Sharing Stories Foundation, di mana ia belajar banyak tentang mendirikan organisasi seni dengan tujuan sosial.

4) Kerjasama dengan Difalitera

Difalitera meluncurkan rekaman sastra suara karya-karya yang diterbitkan InterSastra bagi teman-teman difabel netra - dengarkan di sini.

5) “Tangan-tangan Kecil”

Terinspirasi oleh kerja kami, desainer Cindy Saja menciptakan syal cantik bertajuk
“Tangan-tangan Kecil” untuk mendukung aktivitas kami. Kami sangat terharu dengan dukungan Cindy. Desainnya pun sungguh mencerminkan semangat InterSastra. Pesanlah melalui akun Instagram @cindysaja.

6) Pride Lit Parade

Merayakan Pride Month di bulan Juni, kami mempersembahkan Pride Lit Parade yang mengumpulkan sejumlah tulisan yang membuat kita merenungkan kembali pakem gender dan seksualitas. Temukan daftarnya di sini.

7) Black Lives Matter dan Papuan Lives Matter

Kami berdiri bersama saudara-saudari berkulit hitam di Amerika Serikat dan saudara-saudari
Papua di Indonesia. Kami mengumpulkan daftar sejumlah inisiatif seni-sastra dari Papua dan masyarakat berkulit hitam di Indonesia, Amerika, dan Australia dan menyalurkan dukungan berupa buku dan dana untuk inisiatif-inisiatif dari Papua. Bacalah tentang inisiatif-inisiatif tersebut di sini dan menyumbanglah.

8) Women in Translation Month

Merayakan Women in Translation Month di bulan Agustus, kami membuat daftar penulis perempuan dari Indonesia, atau dengan warisan budaya Indonesia, yang telah kami terjemahkan dan terbitkan. Lihat daftarnya di sini.

Kami pun berbagi tentang penulis-penulis perempuan yang paling mempengaruhi kita, dan rupanya
sangat beragam dan berasal dari beragam negara dan bahasa, mulai dari yang klasik hingga kontemporer dan fiksi hingga essai, mulai dari Charlotte Bronte, Lesley Hazelton, Jesmyn Ward, Svetlana Alexievich hingga Angela Davis.

9) House of the Unsilenced X Sisterhood Community Center

Meneruskan kolaborasi kami bersama Sisterhood, House of the Unsilenced mengadakan lokakarya kriya bersama komunitas pengungsi perempuan. Difasilitasi oleh seniman kriya dan aktor FS Putri Cantika, lokakarya kaos tie-dye statement T-shirt memberi medium ekspresi melalui warna dan tulisan, sementara lokakarya tote bag dan aksesoris mendaur ulang limbah plastik menjadi barang-barang indah dan bermanfaat.

2020 adalah tahun yang sulit. Kami bersyukur melihat berbagai komunitas mendukung satu sama lain selama masa yang penuh tantangan ini. Kami berharap dapat terus saling mendukung dan menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif melalui ekspresi kreatif pada 2021.

Eliza HandayaniComment